Skip to main content

Puisi Cinta Elegi Merah Jambu | Puisi Kesedihan Hati Karena Cinta

Puisi Cinta Elegi Merah Jambu | Puisi Kesedihan Hati Karena Cinta

Puisi puisi cinta elegi merah jambu. Pengertian elegi berdasarkan kamu bahasa indonesia. elegi adalah syair atau nyanyian yg mengandung ratapan serta ungkapan dukacita.

Penggunaannya biasanya dipergunakan untuk syair atau pun nyanyian yg merujuk pada peristiwa kematian.

Namun seiring perkembangan jaman kata elegi tak hanya di pakai pada untuk peristiwa kematian tetapi penggunaannya sering juga kita jumpai dalam syair, lirik lagu atau puisi yang menggambar perasaan seseorang yang kehilangan

Seperti puisi kesedihan hati karena cinta yang dipublikasikan puisi dan kata bijak di kesempatan kali ini

Defenisi sesungguhnya dari kata elegi adalah ratapan hati seseorang karena telah kehilangan.

Sebagaimana di ketehui pengertian ratapan adalah tangisan yg disertai ucapan atau perkataan yang menyedihkan. jadi dapat disimpulkan elegi dapat juga di katakan atau artikan kesedihan hati.

Puisi elegi biasanya berupa pengalaman yang pahit yg pernah dialami, bisa juga berupa penyesalan atau sesuatu hal yang pernah dilakukan pada masa lalu, biasanya bertema cinta, atau menceritakan tentang cinta, kematian dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan kata elegi yang sering dijumpai dalam bait puisi ataupun judul suatu puisi.

Puisi cinta sedih atau puisi kesedihan yang dipublikasikan ini, bertema elegi dalam kumpulan puisi elegi merah jambu.


Puisi Cinta Elegi Merah Jambu | Puisi Kesedihan Hati Karena Cinta

Seperti apa cerita kesedihan dan makna cinta dibalik rangkaian bait-bait puisi elegi cinta tersebut.

Untuk lebih jelanya selengkapnya silahkan disimak saja dibawah ini, puisi elegi, berseri sampai bagian tiga.


PUISI ELEGI MERAH JAMBU
Ary Satria

Kesepian adalah kerinduan
Sukma malaras diri menanti dini
Berkedip disana sinar yang memantul mega...
Bagai ombak yang melaut
Bagai camar tersedak mengepak sayap

Apa artinya sepi...???
Diantara kesetiaan itu lahir pula resah
Tanpa menadah pada langit,
Tanpa menyapa pada bintang,
Bayang-bayang yang kulalui juga membaur sirna...

Sayangku, jangan kau membenci aku sebab aku telah berpacu dengan takdir
Tak kuasa aku memapahmu seperti dulu,
mendaki bukit lengang disaat kita memadu cerita mati
Bagai kelam yang kugeluti

Semuanya kelabu...
Tempat kubersandar
Semuanya tersaput oleh dusta...

Mengapa aku dilahirkan tidak boleh untuk dicintai...???
Apa yg kudapat dalam perjalanan ini...???
Hanya balada seorang penyair yang terkantuk berpeluh angan...


PUISI ELEGI MERAH JAMBU 2
Ary Satria

Kucoba berpuisi
Bila saja dapat kau renungi dan kau resapi
Elegi kita yang bisu juga punya cerita
Walau gita cintanya kelabu

Dan berselimut sembilu tanpa akhir namun namamu abadi terukir di prasasti ini...
Sayang puisi hanya sebagai salam pisah dan tanda duka
Yang bertebaran disisa nostalgia saat kutertindih lara

Kaulah dahagaku...
Kala kutergagap di malam yang kelam kaulah pelitaku...
Dengarlah bisikanku sebab kau kukenang
Walau kini kau telah terlepas dari pelukku...


PUISI ELEGI MERAH JAMBU 3
Ary Satria

Kubaca suratmu
cuma selintas
lalu tercecer di lantai,
Dalam suratmu terbaca sebuah tanya

Adakah aku menunggumu...?
Atau gelisah...?
Renta hati menanti datangnya sang arjuna
penantian yang sia-sia
sebab aku tak akan kembali...

Kasih, jurang pemisah itu terlalu dalam buat kita
aku juga mampu bercermin diri
siapa aku sebenarnya
itu lebih baik daripada aku berselimut dendam...

Alangkah cepat mentari sirna dari cakrawala setelah mengisi dera
Lupakah kau
pada gemericik air telaga warna...?
membisu kala itu,
Angin juga yang tau semua kisah
dan dustamu kan kucatat dalam hidup ini...

Kau yang memberiku semangat untuk berpacu cita
Namun kau pula yang menindih semua khayalku...
Kusimpan sapu tangan merah muda sebagai memori panjang
disanalah terlukis namamu dalam hidupku...

Coba kau ingat
Pernahkah aku mendustaimu...?
hingga kau tinggalkan aku sendiri...


Demikianlah puisi cinta elegi merah jambu. Simak/baca juga puisi cinta yang lain di blog ini, semoga tentang elegi diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.