Skip to main content

Kumpulan Puisi Prosa | Puisi Pagi Berkabut Mendung

Kumpulan Puisi Prosa | Puisi Pagi Berkabut Mendung

Prosa pagi berkabut mendung. Kabut adalah uap air yg berada dekat permukaan tanah berkondensasi serta sebagai mirip awan, puisi prosa pagi yang diterbitkan puisi dan kata bijak ini terkait dengan kata kata pagi yang mendung.

Kabut pada umumnya terbentuk karena disebabkan hawa dingin membentuk uap air berkondensasi serta kadar kelembaban hampir mendekati 100%

Dan pengertian mendung adalah ketika dalam keadaan langit agak gelap, tidak ada sinar matahari karena matahari tertutup awan.

Dalam dunia puisi kata mendung juga terkadang diprespsikan sebagai suasana hati yang kurang bergairah seperti mendung bukan berarti hujan atau pun kata kata pagi yang mendung.

Berkaitan dengan kata kata kabut dan kata kata mendung, puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak di kesempatan ini adalah kumpulan puisi prosa yang salah satunya berjudul pagi berkabut mendung.

Prosa pagi berkabut mendung, tidaklah sepenuh menceritakan akan keadaa alam yang mendung atau suasana pagi yang berkabut.

Akan tetapi pagi berkabut mendung menceritakan tentang suasana hati di pagi hari.

Dan berikut ini adalah daftar judul kumpulan puisi prosa yang diterbitkan puisibijak.com diantaranya:

  • Prosa mendung di siang hari
  • Prosa rembulan terhalang mendung
  • Prosa pagi berkabut mendung
  • Prosa april berkabut

Empat judul puisi prosa yang dirangkai dari kata kata mendung dan kata puisi berkabut dan berbagai kata kata indah untuk menceritakan suasana hati sang penulisnya, yang bisa jadi referensi untuk menulis kata kata pagi yang mendung.


Kumpulan Puisi Prosa

Bagaimana cerita puisi prosa tentang mendung dan makna kata pagi dalam bait bait kumpulan puisi prosa yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.

Untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja kata kata pagi yang mendung dalam bentuk puisi prosa dibawah ini di mulai dari prosa mendung di siang hari


PROSA PAGI BERKABUT MENDUNG

Mega hitam kian berarak. Seakan tahu ada sepotong hati yang kian kelabu. Tak lagi berwarna cerah, menghitam pun tidak. Biarlah warna kelabu mendominan kembali kini.

Aksaraku kembali merangkai katakata dalam kesedihan. Ternyata ... luka itu masih ada. Bahkan kian nyata, setelah kembali tergores oleh kepalsuan cinta yang kau beri.
Tak kuasa kumenahan lara, hingga pagiku kembali berkabut mendung.

Mentari yang kuharapkan menyinari hidupku, kini seakan membakar hatiku dengan semua lakunya.
Andai bisa kau cerna marahku? Andai bisa kau kaji kembali rasa cemburuku? Andai bisa kau lihat diamku?
Apakah semua itu salah?
Biarlah semua berlalu ...

Untukmu ... Lakukanlah sesuka hatimu
Bebas ... sebebas yang kau mau
Tanpa ada lagi batasan yang kubuat
Sakit ini ... cukup sudah
Biarkan pagiku berkabut mendung kembali

DR.
Bkz, 31.03.17 05:11


Prosa Mendung Di Siang Hari

Ah ... mengapa mendung selalu datang? Seperti siang ini, walau sangat teriknya. Tiba-tiba mendung itu datang dan menghampiri. Sementara tak kulihat rinai hujan di cakrawala. Hanya mendung yang menghiasi, juga menghiasi hati ini kembali.

Canda, tawa dan sapa yang terurai, seakan tersaput oleh awan hitam seketika. Mentari tetaplah bersinar. Hanya terlintas mendung yang menghitam di hatiku dan membuncahkan rasa yang kian sesak. Kembali terurai dalam butiran bening linangan air mata. Apakah selalu ada mendung itu? Yang menghiasi hari-hariku? Sebuah tanya dalam hati.

Mungkin mendung ini masih setia. Seperti kesunyian yang selalu setia. Adakah hadirmu hanya bagai angin lalu? Terkadang menyejukan namun sering memporak porandakan bagai badai yang menghantam hati. Seolah raga ini tiada berjiwa, kau ombang-ambingkan rasaku sesuka hati. Ataukah memang caramu mencabik-cabik kerinduan yang perlahan memasuki relung sukmaku.

Dan ... Senja ini kembali menangis ...
Bersama butiranbutiran bening yang terhalang dari kelopak mataku
Akhirnya ... tumpah mengalir dan membasahi pipi
Seperti hujan di senja ini
Kini ... Kubiarkan semua berlalu ... Seperti yang kau inginkan ...

DR.
Bkz, 09.03.17 17:17


Prosa Rembulan Terhalang Mendung

Senja ini langit kembali berduka. Selintas bayangan mendung mewarnai cakrawala. Seperti rasa yang ada di kalbu, seakan awan berkabut menemani. Tiadakah akan terlihat mega membiru di antara arakan gelap yang mulai mengelilingi senja? Akankah kelabu juga mewarnai hatiku yang terlanjur sunyi? Entah ...

Hanya pada malam ingin kuadukan segala resah di jiwa. Bergabung dalam kegulitaan yang membuat diri semakin tenggelam dalam kesunyian. Dengan berhiaskan cahaya bintang yang berkerlip indah di kejauhan. Yang akan membawa damai kembali ragaku dalam pelukan rembulan malam. Sejukkan rasa yang terbakar bara mentari kepalsuan cinta. Dari sekeping hati yang terluka karenamu.
Bilakah ... rasa ini kian nyata. Ataukah 'kan menghilang bersama dalam kegulitaan malam nanti.
Entah ...

Seolah tinta ini mengering sudah. Tak dapat merangkai aksara-aksara indah yang menari di antara jemari tanganku. Tak ingin kupuisikan lagi rangkaian cerita indah. Biarlah akan terkubur bersama masa yang kian bergerak. Sementara ... saat ingin kupuitiskan kisah sedih yang terlanjur tergores bersama senja yang perlahan menghilang. Akankah berubah menjadi kelam malam ini? Atau kembali mengukir kenangan manis seperti malam kemarin?
Entah ...

Kini ... Rembulan terhalang mendung kembali
Tanpa dapat kurangkai aksara indah nyanyian hati
Bersama bait-bait kerinduan yang pernah kau semai
Dalam lantunan ayat-ayat cinta yang telah memudar
Dan ...
Rembulan terhalang mendung malam ini di hatiku.

DewyRose.
Bkz, 12.03.17 17:50


PROSA APRIL BERKABUT

Kabut? Ini masih setia. Bermain dalam pelupuk mata dan menyelimuti diri. Andai datang mentari yang 'kan menghangatkan jiwa dan tubuh serta menerangi seluruh ruang dalam kalbuku.
Ah ... Andaikan saja ini bukan seandainya.

Ini April pertama sejak pertemuan kita kemarin, namun mengapakah begitu banyak kabut memenuhi rongga dalam tubuh? Seakan mega yang berarak tiada terasa membiru? Bahkan mentari enggan untuk tersenyum. Hingga mendung selalu mewarnai setiap detik waktu yang berputar.

Andai kau lihat kembali betapa lama penantian yang telah terucap dari lisanmu. Apakah itu sebuah dusta? Untuk mengalahkan semua rasa cinta yang telah terlanjur bersemi? Ataukah begini rasanya, mencintai tapi harus menyakitiku? Setelah rasa sayang dan kasih yang kau beri? Hhh ...

April yang dipenuhi kabut
Tak ingin kuterlalu lama dalam dilema
Biarlah kabut itu datang
Kucoba berjalan dan menembus bayang
Lalui hari walau sendiri
Dan ... selalu berteman sunyi

April berkabut
Jaga setiaku di sana

DewyRose
Bkz, 04.04.17 06:20


Begilah kira-kira prosa pagi berkabut mendung beserta tiga prosa yang lain, simak juga prosa atau puisi yang lain di blog ini,semoga peosa di atas dapat menghibur,  terima kasij sudaj berkunjung menyimak artikel yang kami update.