Skip to main content

Puisi Watikah Alam | Puisi Panjang Tentang Alam

Puisi Watikah Alam | Puisi Panjang Tentang Alam

Puisi watikah alam. Puisi Tentang alam yang dipublikasikan kali ini adalah puisi alam yang panjang artinya puisi alam lebih dari 4 bait.

Jika biasanya puisi alam yang dijumpai puisi alam 5 abait atau 4 bait, makan kali ini adalah puisi panjang tentang alam berjudul watikah alam.

Puisi watikah alam, menceritakan tentang pesona alam yang indah namun perlahan-lahan rusak akibat kemajuan jaman dan ulah tangan jahil mausia yang merusak alam.

Puisi panjang tentang alam yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah puisi alam dalam bentuk puisi melayu atau puisi berbahasa melayu.


Puisi Panjang Tentang Alam

Puisi alam yang panjang membahas tentang semesta alam yang kini tak lagi bersahabat dengan manusia,

Alam sedang berduka akibat ulah manusia, gunung menjadi lembah akibat kerakusan manusia, Selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Watikah Alam
Muzalifahtul Aini Abd Hamid

Burung-burung terbang merendah
Hinggap bertengger atas tunggul mati
Berkicau hiba sahut-sahutan
Melagu sayu hati yang walang

Gunung diam dalam kiam
Siapa tahu gejolak di dalam
Menyeru angin mencari khalifah
Khabarkan pada anak-anak manusia
Alam sedang berduka

Sejahtera manusia
Melihat dengan mata terpejam
Mendengar hanya bingitnya kerakusan
Terbuai dengan gema kemajuan

Merambah rimba mencantas jantung alam
Menarah gunung menjadi lembah
Anak-anak manusia tidak mengambil endah
Segala terlenyap dari peta

Rumput tidak lagi berceracak litupkan tanah
Mengalas kaki melangkah
Rintih suara alam terluah
Bersama longkah batu kegelinciran

Awan merajut rawan yang meriap
Duka cuba diserap
Matahari hangat mendakap
Menyedut keluh-kesah yang meruap

Berderu angin menghantar watikah buat khalifah
Meminta anak-anak manusia
Berhenti membinasa dunia kita bersama
Berhenti bawa petaka

Anak-anak manusia
Memperk0sa hutan belantara
Terus mencabʋl hutan yang masih dara
Menabur racʋn dalam setiap kumbah
Membunuh kehidupan yang ada

Matahari memandang tanpa rela
Terbungkas marah membahang
Kobar api menerjang
Melepuhkan jantung petualang

Beban awan semakin berat
Mengusung sarat derita tak terangkat
Melepaskan gelungan pilu
Tumpahkan genang sekian lama tertahan

Anak-anak manusia
Takkan dapat menyeka
Airmata alam yang mencurah-curah
Beriring dentum guruh melempar sumpah

Gunung merekah letuskan lahar
Terkuak hingga ke dasar laut
Berpusar gelora melambung gelombang
Puting beliung sudah bangun

Meluncur dan membalun
Menongkah kedurjanaan manusia
Untuk sama-sama merasa
Sengsara yang kami rasa

Anak-anak manusia
Bercempera mencari lindung
Sedangkan taufan mencabut bumbung-bumbung
Bertelut cuba berpayung
Bawah rebah lembayung
Sebalik limpahan tidak berhujung
Memaksa mereka berdayung

Ombak bergulung menyauk apa saja
Pun masih sudi tinggalkan sisa
Untuk khalifah memaknai punca
Meratap segala dosa

Anak-anak manusia meraung
Bersama sesal yang memasung
Tangisi damai yang hilang
Segala yang mati tanpa kuburan
Kekal dalam igauan...

Iffa Aini Hamd
28.1.2017


Demikianlah puisi watikah alam. Simak/baca juga puisi karya Muzalifahtul Aini Abd Hamid yang lain di blog ini, semoga puisnya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.