Skip to main content

Puisi Senja Itu Kamu | Puisi Tema campuran

Puisi Senja Itu Kamu | Puisi Tema campuran

Puisi dan kata bijak. Puisi senja itu nokturnal tanpa noktah.Senja adalah waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam, atau waktu pembuka menuju malam.

Tetapi senja banyak diartikan tergantung dari orang orang mengartikannya. seperti arti kata senja yang lain. dan lain lain sebagainya, kata senja banyak diartikan sebab pada saat senja, disanalah kebanyakan waktu yang luang.

Dan berkaitan dengan kata senja, salah satu tema campuran yang dipublikasikan puisi dan kata bijak berjudul puisi senja itu kamu.

Adapun masing masing judul puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak antara lain:

  1. Puisi Senja itu kamu
  2. Puisi Nokturnal tanpa noktah
  3. Puisi Sekiranya aku bisa menyaksikan
  4. Puisi Pudar di warna lautku

Salah satu bait dari keempat puisi tersebut "Sekiranya aku bisa menyaksikan ufuk barat yang terhias pelangi di hitam mataku Sedang menghening tanpa nyala bukankah itu pertanda tangis yang menderu".


Kumpulan puisi tema campuran

Bagaima carita puisi dalam bait bait puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Senja Itu Kamu
Jon Blitãr

Di matamu, hidungmu, jua parasmu
Adalah senja di ufuk barat yang terhias pelangi di hitam mataku
Begitu sedap ketika indahnya menjadikan candu pandangku. Tak jemu!

O fi, arak jenis apa yang kau tuang ke dalam sloki semalam?
Lalu kita bersulang dan berdansa bersama, hingga buatku mabʋk atas senyummu
Serupa capung yang menari-nari di atas air, sesekali cubit lembutnya ciptakan getar gelombang yang seirama

O fi, semua tentang indahmu telah mengukir kenang di hatiku
Sampai tak sempat kupeluk takluk sebelum cemara mengering bungkuk
Namun sudah kupinjamkan senyum pelangi untuk kubuatkan ikrar di hati kita
Di ujung paling biru kau dan aku tanpa tangis yang menderu. Aku kembali

Blt, 221216


Nokturnal Tanpa Nokhtah
Jon Blitãr

Hei malam, lihat itu bulan sedang mengkerut akut
Sedang kunang menghening tanpa nyala di bibir sumbing
Bukankah itu pertanda dedaunan sedang menunduk khusyuk?

Ah malam, kau semakin membungkam jiwa-jiwa kelam
Ini nadi sudah di ujung hilir. Dedoa tanpa akhir
Aku ingin terus mengalir, tanpa nokhtah paling pongah!

Blt, 231216


Puisi Sekiranya Aku Bisa Menyaksikan

Dua jemari saling berpagut dalam tarian salsa,
berdansa dan berpeluk dalam dekap takut

Biarkan, biarkan aku menyaksikan tanpa membuka mata
Harum mawar itu cukup untuk bisa menyengat dadaku,
sekarat di tiga puluh hari sebelumnya
Kini... menjadi bangkai yang indah dalam ragaku. Tanpa nyawa

Blt, 161216


Puisi Pudar di Warna Lautku
Karya : Margono Glenmore & Jon Blitã

Warna tersisa
Dari suramnya mendung
Sirna impian

Batu mengapung
Terdiam menampar kaku
Hatiku beku

Sederet mendung
Menutup langit biru
Aku terdiam

Sengat mentari
Lautku tanpa warna
Aku berlabuh

Pelangi terhapus
Lenyap senja mengatup
Pupus inginku

Musim berganti
Panas cairkan dingin
Sabarkan rasa

Blt, Ta, 061216


Demikianlah puisi senja itu nokturnal tanpa noktah. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.