Skip to main content

Puisi Cinta Sedih | Rembulan Setengah Purna

Puisi Cinta Sedih | Rembulan Setengah Purna

Puisi dan kata bijak. Puisi cinta sedih rembulan setengah purna. Rembulan, berasal dari kata dasar bulan, entah mengapa di sebut juga rembulan, yang pasti karena ada awalan "rem" dan akhiran "an" maka bulan di baca rembulan.

Bila kita mengucapkan istilah bulan serta rembulan, secara “rasa” akan sangat tidak sama. Bulan selalu kita kaitkan menggunakan benda angkasa yang kita tahu sebagai satelit bumi, selalu mengitari bumi, ketika malam memantulkan cahaya matahari menerangi bumi.

Berbicara tentang bulan atau rembulan. kata rembulan sering kita dengar atau baca di dunia maya, seperti kata kata rembulan malam, kata mutiara rembulan di malam hari,rembulan tenggelam di wajahmu, kau bagaikan rembulan

Dan salah satu puisi yang sering kita jumpai puisi tentang indahnya rembulan malam puisi rembulan dan bintang dan sebagainya. Seperti itulah biasa kata kata rembulan yang sudah tak asing kita jumpai.

Nah dari dua puisi cinta sedih yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak. salah satunya adalah puisi rembulan dengan judul puisi rembulan setengah purna.

Dan adapun masing masing judul puisi cinta sedih yang diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  • Puisi menemukanmu
  • Puisi rembulan setengah purna

Kedua puisi tersebut karya dari Sri Astuty Asdi, menggunakan nama pena Kemilau Mata Bening. Salah satu dari bait kedua puisi cinta sedih. "Kalam-kalam jiwa tumpah di simpuh malam menemukanmu berserak dalam bait munajat tersambut oleh tangan Tuhan, kuharus mendekap setengah jiwa yang melayang Engkau menaruh kelam, tuk kupangku di lara terentang".


Puisi Cinta sedih

Bagaimana kata kata sedih dalam bait puisi cinta sedih yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisi sedih berikut ini.


PUISI REMBULAN SETENGAH PURNA
Karya : Srie Astuty Asdi

Di mataku, setengah rembulan telah kau semayamkan
Pada temaram, menuju remang lorong kegelapan
Kuharus meraba, tapak-tapak yang pupus oleh basah
Tersebab, kumpulan gemawan mengelabu, kau arak di netraku nan pasrah

Ketika kemarau, kuharus mendekap setengah jiwa yang melayang
Engkau menaruh kelam, tuk kupangku di lara terentang
Rembulan separuh, kini semakin merambah redup
Terhalang tirai hitam paling hitam, lalu menggelap

Padahal, binar itu telah kurasai di sekujurku
Pada lekuk wajahku, tubuhku, jua ronggaku
Hingga kita melupa, perjalanan mengelam
Dan kita, bak sepasang malam, terpisah padam

Kemilau Mata Bening
Makassar, 10 Desember 2016


PUISI MENEMUKANMU (KU)
Karya ; Srie Astuty Asdi

Kalam-kalam jiwa tumpah di simpuh malam
Berserak dalam bait munajat di dada pejam
Mencari pujaan di detak kepayahanmu
Memapah penat yang telah merongga, di rakaat sedu

Kegiranganmu tersambut oleh tangan Tuhan
Gugurlah kamboja di pelataran taman
Semikan kemilau mawar di pungguk rembulan
Berpagut bibir cakrawala di keheningan

Gulita kemarin perlahan rambahi pelita
Temaram kini benderang di ladang-ladang doa
Hitam menoktah terhapus dari noda
Berganti lembaran putih melayang di binar mata

Tersebut dikau bahagia yang memoksa
Mendapati jantungku penuhi detak asa
Degup-degup berkidung di detik masa
Halus embus memberi napas pupuskan nelangsa

Menemukanmu, kutempatkan seistimewanya tambatan
Jawaban atas segenap suci permintaan
Tercipta kasmaran bahasa bunga bermekaran

Kau dan aku ada, ...
Sebagai apa saja yang kita mau, duhai pujaan!

Kemilau Mata Bening
Makassar. 22 Desember 2016


Demikianlah Puisi cinta sedih puisi rembulan setengah purna. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Karya Srie Astuty Asdi (Kemilau Mata Bening) di blog ini. Semoga puisinya di atas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.