Skip to main content

Puisi Islami | Menang Dan Kalah, Kita Bukan Garis Tuhan

Puisi Islami | Menang Dan Kalah, Kita Bukan Garis Tuhan

Puisi Islami Menang dan kalah, kita bukan garis Tuhan. menang dan kalah ada hal yang biasa dalam suatu kompetisi, tak mungkin peserta kan menang dua duanya begitu juga sebaliknya. sudah aturan permʌinan ada yang kalah ada yang menang.

Tetapi kata kata menang kalah disini bukan kompetesi tapi rangkaian kata kata puisi Islami bercerita tentang menyerah dalam sebuah perjalanan asmara.

Dan kita bukan garis Tuhan, saya yakin pembaca pasti tahu apa maksud dari kata ini, kata garis tuhan biasa di kaitkan dengan tak takdir jodoh atau nasib.

Jadi kita bukan garis tuhan dapat disimpulkan artinya mungkin belum jodoh, tapi yang lebih tau artinya hanyalah penulisnya, begitulah kira kira, tentang tema puisi islami berjudul menang dan kalah kita bukan garis Tuhan.

Dan berikut ini adalah masing-masing judul puisi Islami cinta yang di tulis oleh Sri Astuty Asdi, antara lain:

  • Puisi Kita bukan garis tuhan
  • Puisi Di Sebalik menang dan kalah

Salah satu penggalan baitnya dua puisi Islami cinta. "panjang waktu ketika ingin berdua Sebab dalam sedih kita adalah sepasang bahagia, kala bersama takdir menjadi segenap dunia Engkau Maha Tahu Aku kan segera memuji-Mu atas segala pujian yang kudapat dari hamba-Mu".


Puisi Islami | Menang Dan Kalah, Kita Bukan Garis Tuhan

Bagaimana kata kata islami dan kata tentang takdir dalam bait puisi Islam yang dipublikasikan puisi dan kata bijak. Selengkapnya disimak saja berikut ini ini dua puisi islami cinta tentang takdir atau jodoh.


PUISI KITA BUKAN GARIS TUHAN
Karya : Srie Astuty Asdi

Pernah, kita berbincang tentang masa depan
Menata pinta di tengadah bilangan harapan
Kau berkata dalam setiap titik perjumpaan
Niat berdua menggapai mahligai keberkahan

Pernah, panjang waktu ketika ingin berdua
Sebab dalam sedih kita adalah sepasang bahagia
Kala bersama takdir menjadi segenap dunia
Sarat akan iman, yakin, ujianmu cobaanku jua

Pernah, engkau berjanji membangun istana mungil
Beralas keramik renjana dan berhias gemintang kecil
Kuijabah dalam tangan terbuka di tepat masa makbul
Tiada penat berdoa, semoga segala munajat terkabul

Pernah, hati merasai kaulah jodohku
Getar debar jantungmu menjelma kumerindu
Hadirkan heningku nan sunyi tiada lagi semu
Menghantar gairah dengan adanya dirimu

Kini, keinginan buram dan berlalu
Lesap hilang dari angan yang telah teramu
Segalanya luruh, kutersungkur lalu gagu
Kita bukan garis Tuhan, tuk disatukan dalam temu

Kemilau Mata Bening
Makassar, 07 Desember 2016


DI SEBALIK MENANG DAN KALAH ;

Tahukah Engkau Ya Alloh ...
Dan aku yakin Engkau Maha Tahu
Aku kan segera memuji-Mu atas segala pujian yang kudapat dari hamba-Mu yang lain, atas semua kemenangan. Sebagaimana aku kan selalu bersyukur atas segala takdir-Mu baik suka maupun duka. Dan bagiku, itulah kemenangan yang hakiki, akan-Mu.

Dan bila kujumpai sebuah kekalahan, aku pun segera menemui-Mu, karena kalah kuanggap sebagai sebuah proses tuk terus memperbaiki diri dari segala kurang dan salah, dan berusaha tuk jadi sempurna. Karena kutahu Engkau menciptakanku sebagai insan sempurna dari makhluk-Mu yang lain. Aku berhati dan berakal. Jadi tak ada alasan tuk beralasan.

Satu pintaku yang kuyakin Engkau pun pasti tahu di Maha Segala Engkaulah Maha Tahu segalanya. Biarkan aku selalu takluk akan Cinta-Mu dan selalu terjatuh oleh-Mu saja.

Kemilau Mata Bening
Makassar, 16 Desember 2016


Demikianlah puisi menang dan kalah, kita bukan garis Tuhan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain karya Sri Astuty asdi (kemilau mata bening) di blog ini. Semoga puisinya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.