Skip to main content

Puisi Lembaran Takdir

Puisi Lembaran Takdir

Puisi dan kata bijak, Puisi lembaran takdir. Pengertian Takdir, takdir merupakan ketentuan suatu peristiwa yg terjadi di alam ini yg meliputi semua sisi kejadian.

Baik itu mengenai kadar ataupun ukurannya, tempat, maupun juga waktu. dengan demikian segala sesuatu yg terjadi di alam raya ini ada takdirnya, termasuk kita sebagai manusia.

Bagi umat Islam memahami takdir menjadi bagian dari tanda kekuasaan yang kuasa yg wajib di imani sebagaimana dikenal didalam Rukun Iman.

Bahwa penjelasan perihal takdir hanya bisa dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi dari Allah melalui Al Quran serta Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Apa itu takdir, takdir artinya ketentuan suatu peristiwa yg terjadi karena pilihan makhluk itu sendiri, yg akan dipertanyakan serta dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di padang Mahsyar kelak.

Berkaitan dengan takdir puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah puisi takdir dengan judul puisi lembaran takdir.

Salah satu penggalan baitnya, "Tersekap di antara dua kekeliruan Denging sebuah panggilan Mengusik mata hati Membawa nelangsa pikiran Beribu suara, beribu tangisan Dari kesedihan Setiap kelahiran pasti ada ketiadaan".


Puisi Takdir

Bagaimana cerita puisi tentang takdir dalam bait puisi takdir yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja berikut ini puisi lembaran takdir.


PUISI LEMBARAN TAKDIR

Krisan kuning
Di musim hujan tahun itu
September awal bulan melalui
Akhir perjalanan hidup itu
Tiada pernah di ketahui
Saatnya tiba- saatnya pasti

Engkau terbujur
Di antara teriakan-seruan
Klak-klik klakson menyertai kebisingan
Debu beterbangan
Sesaat sebelum hujan turun
Engkau di kerubung
Beribu suara, beribu tangisan
Dari kesedihan/dalam kebahagiaan (Mungkin)

Seseorang menelusupkan kekejiannya
Dalam keharmonisan sebuah kekerabatan
Engkau pun tersekap di antara dua kekeliruan
Denging sebuah panggilan
Mengusik mata hati
Membawa nelangsa pikiran
Di sana 9 keinginan mungkin engkau telah berakhir
Di awal mata air september mengalir

Krisan kuning dalam dekapan
Kelambu putih menutupinya
Terbujur jasad itu membiru
Dalam keranda sebuah peti kayu
Aku-aku-tergugup
Memanggil nama-mu
Yang tertelan mata air, bisu

September berakhir
Musim hujan tahun itu
Tawa, tangis, telah ter-ukir
Di atas lembaran kertas takdir
Yang di ketahui bahwa ;
Setiap kelahiran pasti ada ketiadaan

-hujan-hujan yang turun, turut menangisinya, pada sebuket krisan kuning yang telah gugur dan bersimbah tanah-

Hony
November ke 18 2016


Demikianlah puisi lembaran takdir. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Karya Hony di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.