Skip to main content

Puisi Aku Berceloteh Mengapa Diam | Puisi Kritik Sosial

Puisi Aku Berceloteh Mengapa Diam | Puisi Kritik Sosial

Puisi dan kata bijak, Puisi aku berceloteh mengapa diam. Rakyat tak akan percaya lagi sepertinya berceloteh dengan ikan-ikan Hanya mengukir rasa pilu  Dikantongi manusia-manusia tak bertanggungjawab

Pragraf diatas adalah salah satu bait dari beberapa puisi kritik sosial yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak dikesempatan kali ini.

Dan aku berceloteh dengan diam kombinasi adalah kombinasi dari dua judul puisi tentang kritikan, dan adapun masing masing judul puisinya, antara lain:

  1. Puisi jasa yang terkenang
  2. Puisi apakah aku berceloteh dengan ikan
  3. Puisi mengapa diam

Tiga judul puisi kritik sosial yang membahas tentang hal-hal tertentu dengan kata kata kritikan.


Puisi Kritik sosial

Bagaimana pesan dan makna di balik rangkaian bait dari ketiga puisi kritik sosial tersebut, untuk lebih jelasnya, silahkan disimak saja berikut ini puisinya.


PUISI APAKAH AKU BERCELOTEH DENGAN IKAN?
Karya : siamir marulafau

Aku tak sepertinya berceloteh dengan ikan-ikan
Hanya mengukir rasa pilu
Akan ucapan kuukir dalam pelecehan
Kesadaran akan mencuat di angkasa
Langit biru pun tersenyum

Apa omonganmu nak?
Sungguh menggegerkan umat
Semut-semut saja tak akan marah
Tak akan menggigit antara sesamanya

Jika kasihmu membias pada setiap helai daun
Membangun rasa kebersamaan
Pikir pikir. Pikir

sm/14/11/2016


PUISI MENGAPA DIAM?
Karya : Siamir Marulafau

Mengapa dikau diam saja
Mondar mandir mencari alasan
Rakyat penasaran atas langkah-langkah

Harus diproses ...
Hukumnya ada tak ke mana
Jika Tuhan marah
Apa jadinya?

Rakyat pun marah
Punya kuping mata pikiran perasaan
Jika hukum sirna

Rakyat tak akan percaya lagi
Dikantongi manusia-manusia tak bertanggungjawab

sm/14/11/2016


PUISI JASA YANG TERKENANG
Karya : siamir marulafau

Aku hanya mengenang jasamu
Terukir di prasasti
Membiaskan sinar dalam jiwa setiap insan

Bangsaku cemerlang
Bebas dari belenggu penjajahan
Bebas berkarya

Perjuanganmu di ujung bambu runcing
Mengukir kesatuan
Bagaikan pohon rimbun di tengah hutan
Pelindung pada setiap umat

Tak akan sengsara di atas ranting tak melapuk sepanjang masa
Meskipun naik turun susah
Perjuangan dari masa ke masa bagai air sungai mengalir
Siang malam bersatu dari pulau ke pulau

sm/11/11/2016


Demikianlah puisi aku berceloteh mengapa diam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Karya Siamir Marulafau di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.