Skip to main content

Puisi Tentang Alam | Sejumput Rumput Hutan Tamiang

Puisi Tentang Alam | Sejumput Rumput Hutan Tamiang

Puisi tentang alam, sejumput rumput hutan tamiang. Pengertian rumput adalah tumbuhan monokotil yang memiliki daun berbentuk sempit meruncing yang tumbuh dari dasar batang.

Rumput seringkali ditanam sebagai tanaman hias, tanaman keperluan lain, dan juga sebagai pakan ternak.

Sejumput rumput hutan tamiang adalah kombinasi dua judul puisi alam atau puisi tentang alam yang di publikasikan blog puisi dan kata bijak dikesempatan ini.

Dan adapun masing masing judul puisi tentang alam diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  1. Puisi sejumput rumput diam
  2. Puisi hutan tamiang

Salah satu penggalan baitnya. "Tuhan telah mengirimkan setitik air di pucuk sungai kaloy, memberikan senang pada dedaunan, pada ranting dan sekalian penghuni di sekitar bukit barisan, kemudian ribuan dera menerpa, Ia akan tetap bangkit",


Puisi Tentang Alam

Bagaiaman kata kata puisi alam dan cerita puisi tentang alam dalam bait puisi alam yang dipublikasikan puisi dan kata bijak,Selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


Puisi Sejumput Rumput Diam
Rony Del Bachty

Sejumput rumput diam
bila tergerus air rebah diri,
tersapu angin hanya bergoyang-goyang,

namun akarnya tetap kokoh menancap tanah.
Sekali pun bara matari memuntahkan amarahnya,
alam memusnahkan geraknya,
ia tetap tumbuh,

tegak julang menjadi baru,
takkan mati.
Ia akan tumbuh di mana suka,
Ia ingin hidup menjadi dirinya sendiri

walau kemudian ribuan dera menerpa,
Ia akan tetap bangkit,
pantang menyerah,
sampai nasibnya di merdekakan,
dari belenggu hidup yang terkekang.

Bukit Lah, Bener Meriah
07-10-2016


Puisi Hutan Tamiang
Rony Del Bachty

Terik matahari siang tlah menggiringku 'tuk berendam sebentar di sungai tamiang.
Sepertinya itu sesuatu hal yang sangat mudah.
Tak perlu berlama-lama, sekedar mendinginkan raga yang kepanasan.
Kulihat airnya berwarna kuning seperti warna jeruk dari pasar murah.
Padahal tidak ada hujan sama sekali.

Oh, kiranya kemarin mungkin saja Tuhan telah mengirimkan setitik air di pucuk sungai kaloy
untuk memberikan senang pada dedaunan, pada ranting dan sekalian penghuni di sekitar bukit barisan :
yang bersebelahan dengan kawasan Taman nasional gunung leuser.

Tapi kenapa air berwarna kuning???
Ya, hutanku kini kehilangan taji.
Ia tak mampu melindungi dirinya sendiri.
Tergerus urusan pribadi sesat
yang hanya mengambil manfaat tanpa tahu membalas kasih.

Hutan temanmu juga kawan?
Tanpa dia, apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti.
Bila tidak sekarang kita berkawan, kapan lagi?

Pulo Tiga, Aceh Tamiang
01082016


Demikianlah puisi Sejumput rumput hutan tamiang. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Rony Del Bachty halaman yang lain blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di puisi alam selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.