Skip to main content

Puisi Pertarungan Catur | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi Pertarungan Catur | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi dan kata bijak, puisi pertarungan catur. Catur artinya permʌinan pikiran yg dimainkan oleh 2 orang. Pecatur merupakan orang yg memainkan catur, baik bermain satu lawan satu maupun satu melawan banyak orang.

Strategi catur, biasa dipergunakan para politikus untuk meraih kekuasan seperti kita ketahui politik biasanya berlogo catur, sebab, permʌinan politik terkadang hampir sama dengan strategi dalam bermain catur, harus ada di korbankan untuk menjadi juara.

Demikian pula hal dalam perpolitikan, tak perduli kawan atau lawan, jika ingin mencapai puncak, mata hati tak di pergunakan asal mengapai yang diingikan, itulah politik, kejam, tapi tak sekejam ibu tiri 😄 begitulah sekilas tentang catur.

Dibawa ini puisi yang berkaitan dengan kosakata catur, salah satu penggalan bait pertarungan caturu. "kubu penyerang yang memegang bidak putih maju meyerbu dengan pionnya Bidak hitam seperti terdesak merasa sesak Lalu di korbankan kuda dan peluncur, dia pasti hancur".


Puisi Kritik Sosial Politik

Bagaimangana cerita puisi dan kata kata puisi dalam bait puisi kritik sosial yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, Selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI PERTARUNGAN CATUR
Heny Pessek

Kemarin sudah di tata
Papan terbuka, bidak berdiri di tempatnya
Dua kubu saling tatap, tajam dan penuh dendam
Kubu putih dengan keyakinannya berlogika
Kubu hitam dengan belati siap merajam

Putih hitam, hitam putih jelas tapi tunggu siapa
yang hitam, siapa yang putih sebenarnya
Masih tertutup asap rok0k pemainnya
Sehingga mata pen0nton perih
Ada karena sakit hati
Ada karena terasapi ruangan ini

Lalu kubu penyerang yang memegang bidak putih
maju meyerbu dengan pionnya
Bidak hitam seperti terdesak merasa sesak
Lalu di korbankan kuda dan peluncur
Sepertinya ia pasrah akan hancur
Dibuka pertahanan sang raja
Bidak penyerang semakin merasa di atas angin
Dia pasti hancur
Tiga langkah kedepan raja menyerah pada kepasrahan
Mereka pikir ini kan jadikan ia tamat

Namun rupanya raja bidak hitam tak panik
Bidak hitam coba meredam dalam pikir dan
strategi yang tak lagi penuh dendam
Ia buka tapi sang raja menempatkan punggawa di
sudut negeri mengelilingi dan memgawasi
Menunggu bidak putih berubah warna menjadi hitam
Sebab nanti pasti kan kentara
Siapa yang putih siapa yang pura-pura
Siapa yang hitam tapi berwajah baik rupa

Pᥱrmainan catur baru dimulai
Awas nanti salah kaki
Pada caci-caci
Menjadi sesal diri
Pada diam tapi mencari makna diri
Kan menjadi pemenang hati

Awasi, langkah curang di sana
Ada udang terselip sedang pesta pora

Mari kita bersulang menanti
Pada kopi yang pahitnya di ujung bibir
Akan manis dan pas dengan selera hati
Tak ada lagi cibir

Hitam, putih
Yang hitam bisa jadi putih
Yang putih berwarna hitam nanti
Silih berganti di negeri ini

Blitar, 161116


Demikianlah puisi pertarungan catur. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.