Skip to main content

Puisi Kidung Lara Sang Purnama | Puisi Sedih

Puisi Kidung Lara Sang Purnama | Puisi Sedih

Puisi kidung lara sang purnama. Seperti yang kita ketahui pengertian kidung adalah karya sastra dalam bahasa jawa yang digubah dalam bentuk puisi mengunakam metrum jawa. kidung biasa juga disebut nyanyian.

Dan purnama adalah bulan yang bercahaya penuh atau bulan terang benderang, biasa juga disebut bulan penuh, karena ketika bulan purnama bulan memang bersinar terang. biasanya terjadi ketika bulan ke empat belas setelah bulan baru.

akan tetap kata kata purnama dalam bait puisi terkadang tak menjelaskan bulan purnama yang sesungguhnya, namun hanya sebagai kata kiasan.

Kidung lara sang purnama adalah kombinasi kosakata judul puisi cinta sedih yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak pada kesempatan ini.

Dan adapun masing masing judul puisi cinta sedih yang diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  • Puisi kidung lara sang pemuja
  • Puisi khayal
  • Puisi purnama di bait pertama

Salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tersebut. "Khayal purnama di bait pertama,  lafadz cinta dipikul pekat galaunya hati, sepi menyapa dari arah alur-lajur cerita ketika hasrat hanya mampu menerka berjalan kembara; meniti ruang hampa".


Puisi Cinta Sedih

Bagaimana kata kata cinta sedih dalam bait puisi tentang cinta yang sedih dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisi-puisinya berikut ini.


PUISI KIDUNG LARA SANG PEMUJA
Must Thegoeh Therealkidrock

Lihatlah lara,
Aku melukiskan surga atas nama hidupmu
Seperti mata yang memilih....
Tertutup rembulan,mengalah untuk kehadiran sang mentari
Apa itu tak cukup ?

Aku taruhkan hasrat tak sabar
Berpijak pada rapuhnya kegilaanku padamu
Entah sesakit apa..
Kejujuran ini tumbuh dan tak pernah menua

Lihatlah lara,
Akulah manusia khedanan
Abjad-abjad rindu memilih aksara yang membinggungkan

Biarlah lafadz cinta dipikul pekatnya malam
Galaunya hati menunggu sepi dalam hening kegelapan
Tanpa kepastian...

Aku sandarkan separuh khayalanku
Sekali hangat..
Cahaya itu menembus mendung menerpa wajah

Palembang,171016


Puisi Khayal
Lussyana

Dingin merasuk relung ke dalaman..
menerpa ego setiap senja..
kubermimpi hari ini atau lusa nanti kubahagia..

tanpa kekosongan asa keluarga..
heningnya berderah setiap dada..
Hanya semu mungkin fakta..
Lusiana..

17_10_16


PUISI PURNAMA DI BAIT PERTAMA

malam tampak bersahabat
dengan bening ceruk di tepi jalanan
pendar lampu kota ramaikan suasana
seolah menanti kekasih digigil ngilu temaram

recup menyembul di dahan yang mukim
menyapa arah dari alur-lajur cerita
tika hasrat hanya mampu menerka
berjalan kembara; meniti ruang hampa

hari ini satu tahun lalu
di tengah taman, sisi kiri tepi jalanan
pada kuas yang basah
dan kanvas putih yang setia menengadah
tak habis ia melukis malam
sambil sesekali berharap rembulan terjatuh tepat dipelukan

hari ini satu tahun lalu
di dalam sehelai kanvas salinan lama
adalah sebuah lukisan yang terbengkalai
tanpa pertanda, judul, dan tanggal
yang masih belum ia temukan artinya
purnama di bait pertama

Jakarta, 17 Oktober 2016
pena omega


Demikianlah puisi kidung lara sang purnama. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.