Skip to main content

Puisi Tentang Lelaki | Dua Lelaki Di Majapahit

Puisi Tentang Lelaki | Dua Lelaki Di Majapahit

Puisi tentang lelaki, puisi dua lelaki di majapahit. Apa yang terlintas di benak anda dengan judul puisi yang dipublikasikan ini, dua lelaki buta di Majapahit.

Sebagaimana diketahui Majapahit adalah sebuah kerajaan yang dulunya berpusat di Jawa Timur yang menguasai wilayah yang sangat luas di Nusantara ketika masa kekuasaannya, begitulah sekilas tentang Majapahit.

Dua lelaki di Majapahit adalah salah satu judul puisi dari dua judul puisi karya Heny KD yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak dikesempatan ini, dan adapun masing masing judulnya antara lain:

  1. Puisi dua lelaki di Majapahit
  2. Puisi dua lelaki di kontrakan pengap

Salah satu penggalan baitnya. "Degup jantung terpompa luar biasa Hingga pada saatnya ia terhenti Memburu malam paling pahit Dengan pedang yang siap membelah langit Berwirit-wirit".


Puisi tentang lelaki

Bagaimana kata kata puisi untuk lelaki dalam bait puisi lelaki yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, Selengkapnya disimak saja puisnya berikut ini.


PUISI DUA LELAKI DI MAJAPAHIT
Heny KD

Sedu sedan tinggal kenangan
Mereka membaja batin baranya
Pada tetes airmata yang kemarin
Mereka tinggalkan kasih yang tersaji di benaknya

Dua lelaki di majapahit
Memburu malam paling pahit
Dengan pedang yang siap membelah langit
Berwirit-wirit

Mereka temui takdir yang telah menunggu lelah
Mereka peluk sketsa-sketsa waktu yang
putarannya kian mengeja rasa

Tak gentar, tak gentar
Walau matamata nanar
Tak surut dan ciut
Walau kelokan mengerucut

Dua lelaki di majapahit
Menyembul doa dari parit
Walau kadang menjerit
Pekikkan nasib nasib sabit

Blitar, 291016


PUISI DUA LELAKI DI KONTRAKAN PENGAP
Heny KD

Mereka membayar resah
Di sekujur keringat basah
Meraih masa depan yang tergʌmbar kurcaci
Merenung apa sebenarnya arti mimpi

Yang kemarin serupa puja pelangi
Warnanya menari-nari
Tapi kini, pada periuk berhalusinasi
Makan apa kita ini hari

Dalam tiga kali tiga sekat
Entah sudah berjuta munajat
Yang dipahat
Tapi buihbuih itu sepertinya sekarat

Tak mampu mengembang dan terbang
Dua lelaki bertahan selayak prajurit di medan perang
Pada pedang yang sangatlah tajam
Pada tebasan yang mengundang ajal
Dua lelaki mendaki terjal
Berjejal daki tebaltebal

Dua lelaki lupakan puisi pantang bersedih
Pantang berkeluh layaknya banci
Dua lelaki masih berdiri
Di sini di kontrakan pengap bernyanyi
Kemudian terdiam dan beimimpi
Dua lelaki
Antara aku dan anakku
Yang selalu menggenggam rindu

Blitar, 051116


Demikianlah puisi dua lelaki di majapahit. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Heny KD (BKA) di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.