Skip to main content

Puisi Bumi Dalam Sajak

 Puisi Bumi Dalam Sajak

Puisi dan kata bijak. Puisi bumi dalam sajak. Bumi artinya planet ketiga dari matahari yg merupakan planet terpadat serta terbesar kelima dari kedelapan planet dalam tata surya.

Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian tata surya. Dan Bumi terkadang juga disebut dengan dunia atau Planet Biru.

Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. sumber daya mineral Bumi dan produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia dunia.

Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan sebagai negara yg saling berinteraksi satu dengan lain, makanya itu bumi harus kita pelihara, untuk keangsungan hidupa bagi makhluk hidup termasuk kita manusia

Bumi dalam sajak adalah kombinasi dari dua judul puisi dipublikasikan blog puisi dan kata bijak kesempatan ini.

Dan adapun masing masing judul puisinya antara lain:

  • Puisi bumi
  • sajak dalam saja

salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "awan mengiringi gemericik Angkasa mendung menandakan tengah gulana, Sang surya terpejam sementara. Bingung Bagai lebah menjelajahi gendang telingaku, kau meminta aksara untuk meng0bati kerinduan,Namun tak kau guratkan isi yang kau inginkan".


Puisi Bumi Dalam Sajak

Bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja puisinya berikut ini


Puisi Bumi.
Karya: Satria Panji Elfalah

Gumpalan awan mengiringi gemericik sungai ..
Membasuh kisah pelik bak benang kusut tak terurai ..
Biasan mentari di atas air tak lagi merona ..
Hanya sesekali pedang cahayanya yang mengawang merana ..

Angkasa mendung menandakan tengah gulana ..
Melerai pedang cahaya sang surya menjadi serpihan kaca ..
Gemuruh sahut menyahut membuntuti bingkisan langit ..
Bulir-bulir air mata gemawan dari sang kumulus nimbus yang mengernyit ..

Sepasang Kepodang berteduh di bawah dedaunan ..
Bercokol manja berduaan tengah kasmaran ..
Seolah lupa dengan rindangnya hutan yang kini telah khatam ..
Dibabat habis, lunas oleh keserakahan yang kejam ..

Sang surya terpejam sementara ..
Dalam pangkuan langit hujan yang bersua ..
Basahi tiap kulit bumi yang penuh sayatan ..
Meng0bati tiap tanah gersang yang penuh kekalutan ..

Alam semesta ..
Bersabarlah dalam deraan siksa manusia ..
Tetaplah setia menjadi inang jutaan mahluk jelata ..
Tetaplah setia pada janji Sang Pencipta ..

Serang, 5 Oktober 2016.


Sajak Dalam Sajak
Karya: Satria Panji Elfalah

Malam itu ..
Di kala dirimu meminta sajakku ..
Untuk menemani tiap napasmu yang kaku ..
Menerjang cawan menumpuk berbuku-buku ..

Terserah ..
Ucapmu kala aku bertanya tentang arah ..
Arah sajak yang kau inginkan ..
Arah sajak yang kau rindukan ..

Bingung ..
Bagai lebah menjelajahi gendang telingaku, berdengung ..
Entah sajak asmara merona merah ..
Atau sajak hitam penuh amarah ..

Wanita penikmat hujan ..
Menyayangiku tanpa ikatan ..
Aku pun menyayangimu walau berjauhan ..
Terpisah jarak dan waktu yang berpelukan ..

Akhirnya, inilah sajakku untukmu ..

Sajakku berliku dalam kebingungan ..
Kalau kau meminta aksara untuk meng0bati kerinduan ..
Namun tak kau guratkan isi yang kau inginkan ..
Hanya "terserah"-lah yang kau ucapkan ..

Hitam bisa menjadi putih cerah ..
Berjalan lurus bisa menjadi hilang arah ..
Bahkan bumi pun bisa terbelah ..
Kala kau berkata "terserah" ..

Serang, 7 Oktober 2016.


Demikianlah puisi Bumi dalam sajak. Simak/baca juga puisi puisi yang lain dari Satria Panji Elfalah di blog ini. Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.