Skip to main content

Puisi Lelap Dalam Nikmat-Nya | Puisi Campuran

Puisi Lelap Dalam Nikmat-Nya | Puisi Campuran

Puisi dan kata bijak. Puisi lelap dalam nikmat-Nya. Di dalam gubuk ada istri bermain kecapi, Jemarinya menari memetik nada tinggi, melengking namun merdu Tangisnya menderas membuat genangan beku di dada, Sudah itu kubuatkan dipan untuk kita tidur nanti malam rasakan desiran angin surga Jiwa pun tenggelam.

Pragraf diatas adalah salah satu penggalan bait dari ketiga puisi campuran yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak dikesempatan ini.

Dan adapun masing masing judul puisi tema campuran diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  1. Puisi privilese
  2. Puisi lelap dalam nikmat-nya
  3. Puisi ini airmata za

Tiga judul puisi tema campuran membahas hal-hal tertentu sesuai dengan masing-masing judul puisinya.


Kumpulan puisi campuran

Bagimana cerita puisi dan makna puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya selengkapnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI LELAP DALAM NIKMAT-NYA
Mimi Marvill

Pucuk-pucuk langit bersujud
Simpulkan takzim penuh makna
Bibir cakrawala buihkan doa
Mata angkasa titikkan air mata

Segenap hati, rasakan desiran angin surga
Jiwa pun tenggelam
Rebah dalam buai kasih sayang-Nya

Jateng, 04 September 2016


PRIVILESE
Oleh : Jon Blitãr

Di gubuk lorong waktu, anyaman bambu dinding bisu
Alas tanah kaki basah beku
Erosi rambut memutih "Atap rumbia perabung upih"

Ada kawan mengigil di teras depan
Dipegangnya bendera panji suci
Gagak hitam hinggap di sengkuap
Bersorak harap bangkai kesatauan berceceran

Di dalam gubuk ada istri bermain kecapi
Jemarinya menari memetik nada tinggi, melengking namun merdu
Tangisnya menderas membuat genangan beku di dada

Sudah itu kubuatkan dipan untuk kita tidur nanti malam
Jangan kau ragu, biar tidurmu mendengkur akur
Biarkan aku keluar sejenak
Mencari napas dari waktu yang mendayu-ndayu

Tng, 290116


Puisi Ini Air Mata Za
ILene

Za, daun menjadi layu
Aku berjalan sesuai air
Menyimak mereka berdiskusi
Di atas genangan-genangan air mata dan bunga
Seandainya terjadi hujan

Za, kita adalah anakan sungai
Mengalir dan diajak lah kita
Bermain air mata
Tapi za, aku melihatmu menjauh
Menjauh hilang tubuh
Hanya tampak bias-bias kecil yang menjadi kerikil
Aku yang gigil

Za, air mata tak bermuara
Za, aku lara
Kemarahan apa yang yang kau dasarkan
Aku benar ketakutan
Tidak seperti hujan
Menyapu air mata yang menjadi lautan

Tegal, 3-9-2016


Demikianlah puisi lelap menati dalam nikmat-Nya. Baca terus puisi puisi yang kami sajikan di blog ini,Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.