Skip to main content

Puisi Cinta yang Sedih | Keyakinan Jiwa Wanita Bermata Hujan

Puisi Cinta yang Sedih | Keyakinan Jiwa Wanita Bermata Hujan

Puisi cinta yang sedih,Keyakinan jiwa wanita bermata hujan. Memiliki keyakinan dapat mengestimasikan kapan hal yang disingkan akan mewujud, tidak semua wanita berani memberi atau mengungkapkan kapan penantiannya (seumpamanya) akan berakhir dan mendapatkan jawaban-Nya.

Keyakinan serta pikiran positifnya bisa melampaui hal nyata sedang dihadapi. termasuk keyakinan seorang wanita, yang belum adanya sebuah nama yg mengarah ke hatinya. terkadang wanita justeru tak terlalu memikirkannya.

Keyakinan jiwa wanita bermata hujan adalah kombinasi dua puisi cinta sedih diterbitkan blog puisi dan kata bijak pada kesempatan ini.

Puisi cinta sedih ini di tulis oleh Sri Astuty asdi. Adapun masing masing judul puisinya antara lain:

  • Puisi keyakinan
  • Puisi senandung jiwa wanita bermata hujan

Salah satu bait dari puisinya. " Suara suara sumbang Gubahan rindu menggunung, dari pekat cemburu yang semakin melarat. Membelah buih - buih menghanyut. Ayat- ayat alam sabdakan penat. Keyakinan hati masihlah teguh Seteguh hasrat yang berlabuh".


Puisi Cinta yang Sedih | Keyakinan Jiwa Wanita Bermata Hujan

Bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi sedih dalam bait puisi tentang cinta yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja berikut ini dua puisi cinta yang sedih.


PUISI KEYAKINAN
Oleh : Srie Astuti Asdi

Aku masih setia menunggu
Menanti musim semi berseru
Menabur cinta di segala penjuru

Kucampakkan sunyi dengan melagu
Mengisi indah hanya tentangmu
Pada syair-syair rindu yang kuramu

Dikaulah lirik-lirik kupuja
Berpigura di dinding sukma
Kuletakkan dengan sangat sempurna

Keyakinan hati masihlah teguh
Seteguh hasrat yang berlabuh
Bersemayam satu di dirimu, utuh

Kemilau Mata Bening
SAA Mksr, 10/09/2016


PUISI SENANDUNG JIWA WANITA BERMATA HUJAN
Karya : Srie Astuty Asdi

Terkisah wanita bermata hujan berbulu rindang. Sunyi dianggap nyanyian ombak bergelombang. Sedang malam adalah buta yang benderang, di tengah air pasang.

Beribu sengketa menikam hasrat. Menyulam kalam-kalam renjana yang mengikat. Mengurai, meraup suara-suara sumbang menjerat. Gubahan rindu menggunung, dari pekat cemburu yang semakin melarat.

Senja di wajah cinta mengkabut. Membelah buih- buih menghanyut. Ayat- ayat alam sabdakan penat. Tertimbun gigil-gigil lara melekat. Hujaman dingin kini membeku tak jua larut.

Berkecamuk riak angan mencumbu hening. Menggantung di dahan-dahan rapuh nan lembab. Mengawang kitari gemawan tiada bergeming. Terperangkap pada langit-langit berlubang.

Jingga pun berarak membias kelabu. Mengabu, sewarna tumpukan debu. Seolah menjahit jejaring di peraduan dalam kelambu. Sembari bersenandung tentang kabut-kabut berjatuhan di tanah membatu.

Bergantilah dikau musim. Semikan kembali negeri khayalanku. Tumbuhi kelopak-kelopak ranum kembang andewi, menjuntai di rambutku. Sekemilau bening, manakala alam beralih musim. Pancarkan pijar di binar mata, menghapus bulir yang kemarin membasah.

Kemilau Mata Bening
SAA Mksr, 10/09/2016
--------------------------


Demikianlah puisi keyakinan jiwa wanita bermata hujan. Terimakasih sudah menyimak puisi karya dari Sri Astuti asdi (Kemilau mata bening) baca juga karyanya yang lain, kami update di blog ini. semoga puisinya menghibur dan bermanfaat.