Skip to main content

Puisi Pilkada Bermanifesto | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi Pilkada Bermanifesto | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi Kritik Sosial Politik | Puisi pilkada bermanifesto. Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat tertentu.

Di beberapa tempat/daerah ketika berlangsung pilkada, terkadang diplesetkan menjadi Pilkadal karena menurut mereka orang yg terpilih bisa saja berhati kadal.

sebab siapapun yang terpilih jika hatinya bukan untuk memperhatikan rakyat, maka rakyat (pemilih) bakal dikadali. Tentu ini bukanlah pemikiran yang baik, tetapi kenyataannya, di beberapa daerah tertentu kepala daerah malah terindaksi korupsi bukankah ini nama mengadali pemilihnya.

Pilkada bermanifesto adalah kombinasi dari dua judul puisi kritik sosial politik yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan ini.

Dan adapun masing masing judul puisi kritikan sosial politik diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:

  • Puisi lapindo bermanifesto
  • Puisi pilkada DKI

Salah satu penggalan baiat dari kedua puisi tersebut. "Lepuhkan telapak kaki Tergores warna darah yang kentara kental Sisasisa nafas yang tersengal rintik airmata pun berpesta mengurai cerita tabir dari balik bibir kan berdetak".


Puisi Kritik Sosial Politik | Puisi Pilkada Bermanifesto

Bagaimana kata kata kritik dalam bait puisi kritikan pemimpin yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI LAPINDO BERMANIFESTO

Pada lari yang lepuhkan telapak kaki
Airmata, airmata beribu wajah
Melukis pada aspal yang kepul asapnya masih menyala
Tergores warna darah yang kentara kental di sana
Dan sebagian lagi wajah mereka berkacakaca

Entah pada apa
Pada ketidakpastian yang mengurai cerita
Sisasisa nafas yang tersengal di dada
Lalu debudebu beterbangan
Menempel pada dedaunan
Yang warnanya kecoklatan

Dan sebentar lagi gugur
Debudebu dan daun kecoklatan taffakur
Setelah itu dikubur
Di kedalaman lumpur lapindo
Yang sudah bermanifesto

BKA
Batavia, 290816


PUISI PILKADA DKI

Di depan mataku sebentar lagi
Putih lembar kan bergʌmbar dan berpeci
Ada yang sipit ada yang melirik genit
F0to selfie yang terjatuh dari langit

Lalu kan kita saksikan dan perdengarkan
Riuh tivi membajak kontestan
Melarik mimpi pada ujung tepian
Atau menghujat musuhnya, menebas tanpa kasihan

Dan dengan itu pula
Janji-janji tercurah
Sederas rintik airmata
DKI pun berpesta
Pada pora yang hura-hura, atau haru-haru

Entahlah ....
Rumput-rumput seketika menyapa
Saat angin menyapu kearah sana

Ada yang sipit petahana
Gerakannya gesit tak takut akan lawannya
Ada kepala di balik peci dan doa
Tapi ah, kutaktahu lagi isinya

Yang sipit lantang menantang
Yang berpeci syahdu berdendang
Harus akhlak yang di kedepankan
Yang sipit tak ketinggalan harus sesuai aturan dan sesuaikan anggaran

Tanpa ada proyek fiktif beterbangan
Lalu terbuka tabir dari balik bibir
Yang kan berdetak pada dada
Tentukan calon mu serta
Atau kan diam dalam pesta pora
Sedang nyanyi baru saja dimulai

Dan sesaji mulai dinyalakan dipojok sana-sini
Tentukan pasangan hati
Yang tak akan berselingkuh nanti
Sebab jika kau mati
Pasanganmu takkan mengenali
Tepat di pilkada DKI nanti

BKA
Batavia, 290816


Demikianlah Puisi pilkada bermanifesto. karya dari Berliana kharisma ayu, baca juga puisi puisi yang lain yang kami update di blog ini, Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.