Skip to main content

PUISI LAMPU

PUISI LAMPU
Puisi lampu. Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu" dapat juga berarti bola lampu, cahaya lampu. Berdasarkan kamus bahasa indonesia lampu artinya alat untuk menerangi; pelita / perihal seseorang yang hidupnya sangat melarat; perihal seseorang yang penyakitnya sudah sangat parah (sudah hampir mati)

Berkiatan dengan kata lampu, judul puisi kali ini berjudul lampu, bagaimana cerita dan makna dari puisinya, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI LAMPU
Oleh :siamir marulafau

aku hanya sebuah bola lampu untukmu
kapan dikau hidupkan terserah
apakah siang hari atau malam hari

ingatkanlah cahayaku pada kawan
cahayanya hanya menerangi dunia sekitar
tak akan kecewa jika cahayaku tak disia-siakan

awas jangan sampai pecah
bolanya hanya pijar
tak akan bercahaya jika banyak ulah

aku tak dapat menerangi duniamu
jika uang rupiah serba kurang
bayaran tak boleh diutang

jika dikau sadar akan cahaya
penting bagi umat
bukan hanya pada pribadiku saja

luaskan pemikiran
cahayanya terang benderang
jika uangnya menempel di kantong kiri

kadang redup atau mati
apakah itu salahku?
jika begitu,pecahkan saja

dunia akan gelap gulita
tak akan tampak jalan dan semua meraba
sudah dibayar pun mengulah

tak punya perasaan
sungguh otaknya ditaruh di lutut sebelah kanan
tak akan kubayar lagi sepanjang masa

sm/23/02/2016@siamir.marulafau


PUISI LAMPU MATI
Karya Ahmad ridwan wandereR

Setiap lampu mati
Tubuhku berkeringat
Memanggil sepi
Meruntuhkan langit

Dari ujung aspal
Kau mengajak bertasbih
Untuk mengusir kesal
Mendekatkan diri pada Allah

Airmata
Mengalir dari ranting tua
Anak-anak kelaparan
Mencicipi nasip sebagai penganguran

Di akar pohon
Kita sama-sama memperkosa kebenaran
Mecintai pertengkaran
Memusuhi percintaan


LAMPU TAMAN TERBUNGKUS DINGIN
Oleh: Binti Ashafa

Riuh redam, swara angin bising
Menabrak cahya lampu-lampu
Sekitar taman, terbungkus dingin
Menggigil beku bunga-bunga taman

Sudah dini hari
Dingin jatuh, membunuh kelopak
Atau hatiku, dibius waktu
Sesekali daun-daun gugur

Dibawa lari angin, tunggang langgang
Mengelilingi tiap sudut kota
Atau benakku masih setia di sini
Dalam ingatan kemarin


Itulah puisi lampu dari bapak Siamir marulafau. suka karya pak siamir seorang penggiat sastra. silahkan telusuri di blog ini Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.