Skip to main content

Cerita dan Puisi Horor Pembiusan Cinta tiga

Cerita dan Puisi Horor Pembiusan Cinta tiga
Cerita dan Puisi Horor Pembiusan Cinta tiga | Hari masih pagi, saat gadis berbelanja ke pasar. Rasanya sudah lama, minggu tidak di isi dengan hobynya masak memasak. Ingin rileks dan santai di dapur, menghilangkan lelah di otak saat hari-hari sibuk bekerja.

Sambil bersenandung kecil, ia memasak makan siang dan membereskan perabotan dapur. Ada suara berisik dari gudang belakang, sepertinya ada barang-barang yang jatuh. Gadis mengacuhkannya dan terus memasak, mungkin nanti pikirnya, setelah selesai membereskan dapur ia akan memeriksanya. Namun suara berisik kembali terdengar, dan lebih gaduh dari yang tadi. Gadis jadi penasaran, barang apa yang jatuh begitu berisik sekali. Sudah amat lama, terakhir ia masuk ke gudang ini. Saat umurnya 14 tahun, dan selalu sembunyi di sana, karna ayah sering memukuli dan memarahi apapun yang di lakukannya.

Masih jelas di ingatannya, saat ayah berkata :

"Wanita itu bikin repot ! kamu harus cepat di carikan jodohnya, agar ada yang mengurusmu."
"Ayah selalu susah meninggalkanmu di rumah, sedangkan pekerjaan ayah cukup banyak. Apalagi perjalanan teater ayah, mengharuskan pergi berhari-hari !"

Semenjak ibu tak ada, semua keperluan hanya di bantu oleh pembantu kami yang sudah tua. Ayah hanya pulang saat makan malam, dan akan pergi lagi ketika gadis akan tidur.


Suatu hari, ayah mengenalkan gadis pada seorang anak laki-laki, yang 2 tahun lebih tua darinya. Kulitnya hitam, namun bertubuh tinggi dan berwajah amat tampan. Ayah mengatakan, ibu adam adalah seorang peramu minyak wangi, dan ia lah yang akan mengurus gadis mulai sekarang. Gadis harus menuruti semua perkataannya, karna adam akan menjadi calon suaminya kelak.

Gadis berhari-hari sembunyi di gudang, dan hanya makan saat hari telah malam. Ia terus menangis, Merasa ayah tidak adil dan membencinya karna tidak menyayangi lagi seperti saat ibu masih ada. Gadis amat takut, ibu adam seseorang yang jahat, karna tidak tersenyum saat memperhatikan dirinya. Hanya adam, yang menyambut uluran tangan gadis serta menyebutkan namanya.

***

Setelahnya hari-hari gadis di temani adam, dan perlahan ia mulai mau akrab bicara, karna adam begitu sabar menemaninya belajar dan bermain. Tak banyak bertanya, hanya duduk diam di samping gadis, menulisi buku diarynya, sambil sesekali membantu saat gadis kesulitan mengerjakan pelajarannya.

Kadang diam-diam gadis memperhatikan apa yang di tuliskannya, namun ia sama sekali tidak mengerti arti dari kata-kata yang di tulis dalam diary itu.

Karena penasarn iya pun bertanya :

Itulah cerita dan puisi horor dari Angin Malam. kemungkin masih bersambung. jika masih ada sambungannya nanti akan kami update kembali.

Terima kasih sudah menyimak.