Skip to main content

Puisi Dalam Kesepian | Puisi Kesepian Dalam Rindu

Puisi Dalam Kesepian | Puisi Kesepian Dalam Rindu
Puisi dalam kesepian. Kesepian merupakan suatu perasaan paling tidak nyaman yang dapat dialami oleh siapa pun. Terkadang disaat merasa kesepian kadang kita berpikiran negatif  bahwa tak seorang pun yang peduli dengan keberadaan kita. akan tetapi jika merasa kesepian lalu mengisinya dengan hal-hal bermanfaat, maka dapat di kekatan bahwa kesepian juga bisa menjadi manfaat tersendiri, tergantung cara sesorang mengolah kesepian yang di rasakan.

Dapat dipastikan setiap orang pernah mengalami yang namanya kesepian, dan cara penyelesaian, pun pasti ada, tergantung dari orang yang merasakan kesepian tersebut. kesepian datang pasti ada penyebab, dan juga pasti ada jalan keluarnya,

Sebab pada dasarnya penyebab kesepian adalah transisi kehidupan. Transisi yang mengakibatkan perubahan sehingga kita merasa kesepian. kesepian juga umumnya datang dari suatu penolakan. sebagai akibatnya kita merasa sakit hati, tak dianggap, tak bermanfaat, tak dicintai dan lain lain sebagainya.

Mungkin begitlah sekilas tentang kesepian, dibawah ini, dua puisi kesepian, dari tiga judul puisinya di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  • Puisi dalam kesepian
  • Puisi sepiku
  • Puisi elsa
  • Puisi kesepian dalam rindu
Salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tersebut. "Terarak dalam riak imajinasi semu Mencoba tuk menata tabir yang terkoyak Lemah, gontai dan terarah Lalu hilang dalam sebuah kemunafikan". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI DALAM KESEPIAN

Tertopang dalam keraguan...
Menapaki titik demi titik kehidupan...
Berpijak pada ranting kerapuhan...
Hanya sebutir asa yang dapat tergenggam...

Lemah, gontai dan tak terarah...
Masih menuju pada arah matahari yang sama...
Diantara semangat yang hampir punah...
Lemah, gontai dan tak terarah...

Antara keangkuhan dan ketidak berdayaan...
Menyusup dan menghancurkan segala rasa dan asa...
Hingga hilang dalam sebuah kemunafikan...
Dan mati tanpa cinta...

Berteriak dalam diam...
Tertawa dalam tangis...
Hidup dalam kehidupan yang sebenarnya sudah mati...
Terhina dalam pujian...

Terarak dalam riak imajinasi semu...
Mencoba tuk menata tabir yang terkoyak...
Lemah, gontai dan terarah...
Lalu hilang dalam sebuah kemunafikan...

Dalam kesepian ini aku tertawa...
Dalam kesepian ini aku berharap...
Dalam kesepian ini aku berdoa...
Dalam kesepian ini aku menanti kehadiranmu selamanya...


PUISI SEPIKU

DIngin kian merambah menjamah rebah.
Duduk ku di antara batu karang yg bergandengan.
Tatap ku tiada ujung.
Sepi ku kian mengurung .
Oh dinda ku sepi ku tanpa hadir mu.
Desir ombak menjilat pantai.
Sekedar ingin menyapaku.
Beku kian melanda relung hati tergerus rasa.
Entah ada apa dgn rasa., mengapa hati ku begitu hampa.
Ini kah yg namanya Sepi.
Sepi hati yg menyinggahi.

oh dinda tau kah apa yg aku rasa.
Apa kau juga rasa kan sama.
Sama serasa ,dgn apa yg aku rasa.
Di sini berbalut sepi di kurung rindu yg mengurung.
Berteman ombak, bersandar karang ,yg temani ku dalam arungi lamunan.

-baon-


PUISI ELSA

Sedang apa kau manis?
Hujan belum lagi reda
Sudah kau sudahi tarianmu.

Tak biasa kau bermurung
Tanpa candamu
Sepi juga kamar ini.

Ah, ..
Meong..
Berlarilah lagi,manis.
Jangan mati dulu!
Jangan!

Sebab hari-hari adalah puisi.
Dan puisi tanpamu
Ialah syair tanpa ritme.
Baiklah,manis.

Aku tetap di sampingmu.
Menunggu beranda kering
Dan kembali bercanda dengan mu.

Jadi, kita bersama lagikan?
Elsa?
Kucing anakku.

Jakarta, Januari 2015
Jokalamtara


Puisi Kesepian Dalam Kerinduan
Nana Zhaleen Nasution

Sukma melaris diri menanti dini...
Berkedip disana sinar yang memantul Mega,bagai ombak yang melaut..
Bagai camar tersedak,mengepak sayap

Apa artinya sepi...
Diantara kesetiaan itu lahir pula resah...
Tanpa menadah pada langit...
Tanpa menyapa pada bintang..
Bayang bayang yang kulewati yang membawa sirna...

Sayangku...
Jangan kau membenci aku
Sebab aku telah berpacu dengan takdir
Tak kuasa aku memapahnya seperti dulu
Mendaki bukit lengang
Disaat kita memadu cinta mati

Bagai kelam yang ku geluti..semuanya kelabu..
Tempatku bersandar semuanya terdapat oleh dusta..
Mengapa aku dilahirkan...tidak boleh untuk di cintai...
Apa yang ku dapat dari perjalanan ini
Hanya balada seorang penyiar
Yang terkantuk berpelukan angan..
--------------


Demikianlah puisi dalam kesepian. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.