Skip to main content

Puisi Menyongsong Desember | Puisi Tentang Bulan Desember

Puisi Menyongsong Desember | Puisi Tentang Bulan Desember
Puisi menyongsong desember. Seperti yang diketahui bulan desember adalah bulan keduabelas dalam kalender masehi atau bulan penghujung tahun, sebelum masuk awal tahun baru atau bulan januari. bulan desember memiliki 31 hari.
Menyongsong-desember

Bulan desember terkadang menjadi hari spesial di banding dengan bulan bulan yang lain, sebab sebagai penghujung tahun. atau penghabisan tanggal dalam setahun. Terkadang dalam kehidupan sehari hari, orang orang menyebut desember kelabu. namun ada juga sebagain yang menanti bulan desember ceria. dikarenakan mungkin saja di bulan desember ada yang di nanti, itulah mengapa di katakan desember ceria.

Berkaitan dengan bulan desember, di bawah ini empat puisi tentang desember, adapun masing masing judulnya antara lain.
  • Puisi bangunkan aku ketika desember berlalu
  • Puisi menyongsong desember
  • Puisi desember berbulan hujan
  • Puisi desember dingin desember hujan
Salah satu penggalan bait dari keempat puisinya. " Tangis ini telah benar ada Aku tak mampu lagi merangkai kata Hanya isakkan, Berharap air mata ini tak sia sia, Terang pelita menyinariku, berjanji untuk saling menjaga, merasakan hembusan angin yang serupa" Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi tentang desember di bawah ini.

PUISI MENYONGSONG DESEMBER
Oleh: Trianayana

Dingin....
Desember ini tlah hampir tiba
Menitikkan rintik hujan yang mengelana
Kelabu dan membawa hati seakan renta....

Aku masih berpijak ditanah yang sama
Masih juga merasakan hembusan angin yang serupa
Dan guncangan jiwaku semakin ingin meronta
Namun tiada jua tanda hadirmu wahai cinta.....

Kau kemana....
Kau dimana......
Adakah teringat padaku yang merana...
Atau mungkin tiada lagi biru rindumu sejenak jua...

Desember ini hatiku semakin terlunta
Hanyut dalam penantian yang tiada hujungnya
Aku pasti menangis.....
Karna hanya kau yang singgah dihatiku

Dan tangis ini tlah benar ada
Aku tak mampu lagi merangkai kata
Hanya isakkan saja
Berharap air mata ini tak sia sia

Dan jika desember ini kau tak tiba
Akan kunanti kembali
Hingga tak terhitung desember yang sama
Agar kau tau tak bisa dihitung rasa setiaku....

bkl30/11/15


PUISI BANGUNKAN AKU KETIKA DESEMBER BERLALU

Dengar lah suara hatiku
Yang memanggil mu di kegelapan malam
Menunggu sosok hadirmu di tugu impian
Yang terpaku sendirian dalam bayangan rembulan

Seru teriakan getaranku dalam kelu
Kiku lidahku membeku dikala bisu

Cumbu lagu sedih nan memilu
Di kaset pita kenanganku
Putar dalam emosi jiwa yang memaku

Suara hatimu terdengar dalam lagu
Yang mengalun sendu di putaran sukmaku
Senandungkan lirik syahdu pengusik kalbu
Dalam hidup yang semu

Terang pelita menyinariku dalam kelambu
Yang tersibak tirai sedikit dalam ranjangku
Memadu khayal dalam ilusiku
Yang terbang ke langit langit imajinasiku
Berpeluk dengan sentuh jari jemarimu
Dalam dekapan tipuan fatamorgana hidupku
Di sekian waktu berlalu tak tentu langkah di tuju

Hanya terpaku di ujung sudut sepi kisahku
Yang tak seorang pun tau dimana hatiku
Tertinggal membeku
Seperti sebongkah batu yang tertutup salju
Diantara musim musim berlalu
Tapi dingin tetap menyelimutiku

Desember berlalu bangunkan aku dari tidur panjangku.

In MeMoRiEs,,,
190814. H.S


Puisi Desember Berbulan Hujan
Karya: Nasrul Asrudin

Desember berbulan hujan
seperti aku tenggelam kelam
yang menanggal kekal dalam akal
kemudian sunyi bernyanyi

Aku lelaki di antaranya
yang berkisah basah
tentang renggang rembulan lintang
salah satunya adalah kita

Tempat paling nikmat tersesat
di antara belantara aksara
yang bersyair menyindir
tentang desember berbulan tetangisan

Sungguh aku keluh
berbadan teduh, hujan pun bertubuh
salah satunya adalah kau
berkisah basah masa lampau

Tegal, 4 Des 2015


Puisi Desember Dingin Desember Hujan

Luka ini masih belum kering
Tersayat dustamu
Kau cabik cabik dengan janji manismu
Sesaat luka ini hampir mengering
Tapi kau hujani aku lagi dengan perih yang lebih sakit

Tidakkah kau menyesal sayang?
Atau kah kau malah senang?
Aku tidak tau jalan fikiranmu
Jika kau memang benar benar cinta,
Kenapa harus ada dusta?

Jika kau memang tidak cinta,
Kenapa kau bilang cinta?
Bukankan kita pernah berjanji untuk saling menjaga?
Atau itu semua hanyalah puisi puisi dusta?
Entahlah...
Lagi lagiiaku tidak tau jalan fikiranmu.
--------------

Demikianlah Puisi menyongsong desember. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi desember di atas  dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.